Istana Bala Puti

Tempat ini memiliki kisah romantis pada awal pendiriannya, karena keraton ini dibangun sebagai mahar dari kesultanan Sumbawa kepada putri dari Kesultanan Bima. Diadopsi dengan konsep kolonial, istana ini dibangun dengan arah yang berbeda dengan Istana Dalam Loka. Pemilihan arah ke utara mencerminkan cara pandang baru dalam pemikiran modern seorang pemimpin untuk menghadapi masa depan.

Istana Dalam Loka

Liburan Anda di Sumbawa tidak akan lengkap tanpa mengunjungi Istana Dalam Loka. Berdiri kokoh di tengah kota Sumbawa Besar. Istana Dalam Loka menjadi saksi sejarah yang menunjukkan kejayaan Kesultanan Sumbawa pada zamannya. Dibangun pada tahun 1885, diprakarsai oleh Sultan jalaluddin Muhammad Syah III. Dibangun dengan arsitektur asli Indonesia, RUmah Panggung, panggung terbuat dari kayu jati dengan sistem baji. Bangunan tersebut memiliki tingkat kelenturan yang tinggi bahkan pada saat terjadi gempa. Keraton ini juga dibangun dengan falsafah Islam "adat barenti ko syara, syara barenti ko kitabullah", yang berarti segala aturan adat dan nilai-nilai kehidupan bersama masyarakat Sumbawa harus berdasarkan syariat Islam. Semua lambang Islam dapat dilihat di setiap inci istana ini. Keraton ini ditopang dengan 99 tiang yang melambangkan 99 Nama Baik Allah (Asma'ul Husna).

Istana Bala Kuning

Sejak awal, Istana Bercat Kuning ini dibangun sebagai rumah kerajaan bagi Sultan Muhammad Kaharuddin III dan keluarganya. Di istana ini, Anda dapat menemukan banyak pusaka Kesultanan Sumbawa seperti mahkota Kesultanan, senjata kerajaan, Pakaian Kesultanan, dan juga Anda dapat menyaksikan tulisan tangan Al-Qur'an yang ditulis oleh Muhammad Ibn Abdullah Al-Jawi di sekitar 1784.

Desa Poto

Akses menuju desa ini terbilang mudah, hanya perlu waktu sekitar 15 menit menggunakan kendaraan dari Kota Sumbawa Besar jika ingin menuju Desa Poto.

Situs Aik Renung

Main Jaran (Pacuan Kuda)

-

Barapan Kebo